Senin, 14 Oktober 2013

KLASIFIKASI CADANGAN BATUBARA MENURUT SNI, AUSTRALIA, USGS


KLASIFIKASI CADANGAN BATUBARA MENURUT SNI

Klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara adalah upaya pengelompokan sumber daya dan cadangan batu bara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi. Secara umum klasifikasi cadangan batubara dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.    Tahap Eksplorasi
Tahap eksplorasi batu bara umumnya dilaksanakan melalui empat tahap, yakni survei tinjau, prospeksi, eksplorasi pendahuluan, dan eksplorasi rinci. Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengindentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas, serta kualitas suatu endapan batu bara sebagai dasar analisis/kajian kemungkinan dilakukannya investasi. Tahap penyelidikan tersebut menentukan tingkat keyakinan geologi dan kelas sumber daya batu bara yang dihasilkan.Penghitungan sumber daya batu bara dilakukan dengan berbagai metoda diantaranya poligon, penampangan, isopach, inverse distance, geostatisik, dan lain-lain.
·      Survei Tinjau (Reconnaissance)
Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi batu bara yang paling awal dengan tujuan mengindentifikasi daerah–daerah yang secara geologis mengandung endapan batu bara yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya, antara lain, studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak langsung lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar dengan skala sekurang-kurangnya 1:100.000
·      Prospeksi (Prospecting)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk membatasi daerah sebaran endapan batu bara yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, di antaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000, pengukuran penampang stratigrafi, pembuatan paritan, pembuatan sumuran, pemboran uji (scout drilling), pencontohan, dan analisis. Metode eksplorasi tidak langsung, seperti penyelidikan geofisika, dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu.
·      Eksplorasi Pendahuluan ( Preliminary Exploration)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan batu bara yang meliputi ketebalan lapisan, bentuk, korelasi, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:10.000, pemetaan topografi, pemboran dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, pembuatan sumuran/paritan uji, dan pencontohan yang andal. Pengkajian awal geoteknik dan geohidrologi dimulai dapat dilakukan.
·      Eksplorasi Rincian (Detailed exploration)
Tahap eksplorasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model tiga-dimensi endapan batu bara secara lebih rinci. Kegiatan yang harus dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000, pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi geologinya, penampangan (logging) geofisika, serta pengkajian geohidrologi dan geoteknik. Pada tahap ini perlu dilakukan penyelidikan pendahuluan pada batu bara, batuan, air dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan yang berkaitan dengan rencana kegiatan penambangan yang diajukan.

2.    Tipe Endapan Batu Bara Dan Kondisi Geologi
·      Tipe Endapan Batu Bara
Secara umum endapan batu bara utama di indonesia terdapat dalam tipe endapan batu bara ombilin, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur danBengkulu. Tipe endapan batu bara tersebut masing-masing memiliki karakteristik tersendiri yang mencerminkan sejarah sedimentasinya. Selain itu, proses pasca pengendapan seperti tektonik, metamorfosis, vulkanik dan proses sedimentasi lainnya turut mempengaruhi kondisi geologi atau tingkat kompleksitas pada saat pembentukan batu bara.
·      Kondisi Geologi/ Kompleksitas
Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama : Kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks. Uraian tentang batasan umum untuk masing-masing kelompok tersebut beserta tipe lokalitasnya adalah sebagai berikut:
a.    Kelompok Geologi Sederhana
Endapan batu bara dalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batu bara pada umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batu bara secara lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang berarti. Contoh jenis kelompok inantara lain, di lapangan Bangko Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat (Kalimantan Selatan), dan Cerenti (Riau).
b.    Kelompok Geologi Moderat
Batu bara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah mengalami perubahan pasca pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak banyak, begitu pula pergeseran dan perlipatan yang diakibatkannya relatif sedang. Kelompok ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan batu bara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualitas batu bara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca pengendapan. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batu baranya. Endapan batu bara kelompok ini terdapat antara lain di daerah Senakin, Formasi Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis (Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan), seta Gunung Batu Besar (Kalimantan Selatan).
c.    Kelompok Geologi Kompleks
Batu bara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam sistim sedimentasi yang komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif yang mengakibatkan terbentuknya lapisan batu bara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas batu baranya banyak dipengaruhi oleh perubahanperubahan yang terjadi pada saat proses sedimentasi berlangsung atau pada pasca pengendapan seperti pembelahan atau kerusakan lapisan (wash out). Pergeseran, perlipatan dan pembalikan (overturned) yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga menjadikan lapisan batu bara sukar dikorelasikan. Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batu baranya terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batu bara dari kelompok ini, antara lain, diketemukan di Ambakiang, Formasi warukin, Ninian,

3.    Dasar Klasifikasi
Klasifikasi sumber daya dan cadangan batu bara didasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.


·      Aspek Geologi
Berdasarkan tingkat keyakinan geologi, sumber daya terukur harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih besar dibandingkan dengan sumber daya tertunjuk, begitu pula sumber daya tertunjuk harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber daya tereka. Sumber daya terukur dan tertunjuk dapat ditingkatkan menjadi cadangan terkira dan terbukti apabila telah memenuhi kriteria layak . Tingkat keyakinan geologi tersebut secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak titik informasi (singkapan, lubang bor).
·      Aspek Ekonomi
Ketebalan minimal lapisan batu bara yang dapat ditambang dan ketebalan maksimal lapisan pengotor atau “dirt parting” yang tidak dapat dipisahkan pada saat ditambang, yang menyebabkan kualitas batu baranya menurun karena kandungan abunya meningkat, merupakan beberapa unsur yang terkait dengan aspek ekonomi dan perlu diperhatikan dalam menggolongkan sumber daya batu bara

4.    Persyaratan
·      Persyaratan yang Berhubungan dengan Aspek Geologi
·      Peryaratan yang Berhubungan dengan Aspek Ekonomi
Batu bara jenis batu bara energi rendah (brown coal) menunjukkan kandungan panas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan batu bara jenis batu bara energi tinggi (hard coal). Karena pada hakikatnya kandungan panas merupakan parameter utama kualitas batu bara, persyaratan batas minimal ketebalan batu bara yang dapat ditambang dan batas maksimal lapisan pengotor yang tidak dapat dipisahkan pada saat di tambang untuk batu bara jenis batu bara energi rendah (brown coal) dan batu bara jenis batu bara energi tinggi (hard coal) akan menunjukkan angka yang berbeda.

5.    Pelaporan
       Supaya data sumber daya dan cadangan dapat dimengerti dengan baik dan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan, perlu adanya sistem pelaporan yang baku. Laporan ini menggambarkan status terakhir mengenai sumber daya dan cadangan batu bara secara rinci dan akurat dan disarikan. Laporan hasil kegiatan penyelidikan sumber daya dan cadangan batu bara ini disimpan diinstansi/lembaga yang ditunjuk

6.     Pengujian
·      Pengujian kelas sumber daya dan cadangan batu bara dilakukan terhadap terpenuhinya persyaratan yang telah ditentukan.
·      Panitia/lembaga penguji merupakan tim yang dibentuk oleh instansi yang berwenang untuk tujuan itu. Anggota panitia/lembaga yang ditunjuk terdiri atas para ahli yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya.











KLASIFIKASI CADANGAN MENURUT AUSTRALIA

Klasifikasi Cadangan menurut standar Australia ( JORC )
1.   Kategori Cadangan berdasarkan Geologi
Diidentifikasi (Mineral) Sumber: badan khusus mineral-bantalan bahan yang lokasi, kuantitas, dan kualitas diketahui dari pengukuran tertentu atau perkiraan dari bukti geologis. Sumber daya diidentifikasi meliputi komponen ekonomi dan subeconomic.: Untuk mencerminkan derajat jaminan geologi, sumber daya diidentifikasi dapat dibagi menjadi kategori berikut:
·      Terukur
Sumber Daya yang tonase dihitung dari dimensi terungkap dalam singkapan, parit, kerja, dan lubang bor, dan untuk yang kelas dihitung dari hasil sampling rinci. Situs untuk inspeksi, pengambilan sampel, dan pengukuran jarak begitu dekat, dan karakter geologi sangat didefinisikan dengan baik, bahwa ukuran, bentuk, dan kandungan mineral yang mapan.
·      Diindikasikan
Sumber Daya yang tonase dan kelas dihitung dari informasi yang serupa dengan yang digunakan untuk sumber daya diukur, tetapi situs untuk inspeksi, pengambilan sampel, dan pengukuran jauh terpisah atau sebaliknya kurang memadai spasi. Tingkat jaminan, meskipun lebih rendah dari sumber daya dalam kategori diukur, cukup tinggi untuk mengasumsikan kontinuitas antara titik pengamatan. Menunjukkan: Sebuah istilah kolektif untuk jumlah sumber daya terukur dan terindikasi.
·      Tersirat
Sumber Daya yang perkiraan kuantitatif sebagian besar didasarkan pada pengetahuan yang luas dari karakter geologi deposit dan yang ada sedikit, jika ada, contoh atau pengukuran.. Perkiraan didasarkan pada kontinuitas diasumsikan atau pengulangan yang ada bukti geologi. Bukti ini mungkin termasuk perbandingan dengan deposito sejenis.. Tubuh yang benar-benar tersembunyi dapat dimasukkan jika ada bukti geologi tertentu kehadiran mereka. Perkiraan sumber daya tereka harus dinyatakan secara terpisah dan tidak digabungkan dalam total tunggal dengan sumber daya diukur atau ditandai (lihat pedoman ii).

2.   Kategori sumber daya berdasarkan pertimbangan ekonomi.
·      Ekonomi
Istilah ini menyiratkan bahwa, pada saat penentuan, ekstraksi menguntungkan atau produksi di bawah asumsi investasi didefinisikan telah ditetapkan, analitis menunjukkan, atau diasumsikan dengan kepastian yang memadai.
·      Subeconomic
Istilah ini mengacu ke sumber-sumber yang tidak memenuhi kriteria ekonomi, sumber daya subeconomic termasuk kategori paramarginal dan submarginal.
·      Paramarginal
Itu bagian dari sumber daya subeconomic yang, pada waktu penentuan, hampir memenuhi kriteria untuk ekonomi. Karakteristik utama dari kategori ini adalah ketidakpastian ekonomi dan / atau kegagalan (meskipun hanya) untuk memenuhi kriteria yang menentukan ekonomiTermasuk sumber daya yang dapat menghasilkan perubahan didalilkan diberikan dalam faktor ekonomi atau Teknologi.





KLASIFIKASI CADANGAN MENURUT USGS

Sumber daya batubara (Coal Resources) adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumber daya batu bara ini dibagi dalam kelas-kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.
Cadangan batubara (Coal Reserves) adalah bagian dari sumber daya batubara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang.
Klasifikasi sumber daya dan cadangan batubara didasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.
1.    Kelas Sumber Daya
·      Sumber Daya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource)
Sumber daya batu bara hipotetik adalah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.
Sejumlah kelas sumber daya yang belum ditemukan yang sama dengan cadangan batubara yg diharapkan mungkin ada di daerah atau wilayah batubara yang sama dibawah kondisi geologi atau perluasan dari sumberdaya batubara tereka. Pada umumnya, sumberdaya berada pada daerah dimana titik-titik sampling dan pengukuran serat bukti untuk ketebalan dan keberadaan batubara diambil dari distant outcrops, pertambangan, lubang-lubang galian, serta sumur-sumur. Jika eksplorasi menyatakan bahwa kebenaran dari hipotesis sumberdaya dan mengungkapkan informasi yg cukup tentang kualitasnya, jumlah serta rank, maka mereka akan di klasifikasikan kembali sebagai sumber daya teridentifikasi (identified resources).
·      Sumber Daya Batubara Tereka (inferred Coal Resource)
Sumber daya batu bara tereka adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi. Titik pengamatan mempunyai jarak yang cukup jauh sehingga penilaian dari sumber daya tidak dapat diandalkan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam daerah antara 1,2 km – 4,8 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm atau lebih.
·      Sumber Daya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)
Sumber daya batu bara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan. Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik dari ketebalan, kualitas, kedalaman, dan jumlah insitu batubara dan dengan alasan sumber daya yang ditafsir tidak akan mempunyai variasi yang cukup besar jika eksplorasi yang lebih detail dilakukan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti gteologi dalam daerah antara 0,4 km – 1,2 km. termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sib bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.


·      Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resourced)
Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat–syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci. Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk diandalkan untuk melakukan penafsiran ketebalan batubara, kualitas, kedalaman, dan jumlah batubara insitu. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius 0,4 km. Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm.

2.    Penghitungan Sumber Daya
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung sumberdaya batubara di daerah penelitian. Pemakaian metode disesuaikan dengan kualitas data, jenis data yang diperoleh, dan kondisi lapangan serta metode penambangan (misalnya sudut penambangan). Karena data yang digunakan dalam penghitungan hanya berupa data singkapan, maka metode yang digunakan untuk penghitungan sumber daya daerah penelitian adalah metode Circular (USGS) (Gambar).
circular Method (USGS) circular Method (USGS)
GAMBAR 1.
Aturan Penghitungan Sumberdaya Batubara dengan Metode Circular (USGS) (Wood et al., 1983)
Penghitungan sumber daya batubara menurut USGS dapat dihitung dengan rumus
Tonnase batubara = A x B x C, dimana
A = bobot ketebalan rata-rata batubara dalam inci, feet, cm atau meter
B = berat batubara per stuan volume yang sesuai atau metric ton.
C = area batubara dalam acre atau hektar
Kemiringan lapisan batubara juga memberikan pengaruh dalam perhitungan sumber daya batubara. Bila lapisan batubara memiliki kemiringan yang berbeda-beda, maka perhitungan dilakukan secara terpisah.


1.    Kemiringan 00 – 100                                                            
Perhitungan Tonase dilakukan langsung dengan menggunakan rumus Tonnase = ketebalan batubara x berat jenis batubara x area batubara
2.    Kemiringan 100 – 300
Untuk kemiringan 100 – 300, tonase batubara harus dibagi dengan nilai cosines
kemiringan lapisan batubara.
3.    Kemiringan > 300
Untuk kemiringan > 300, tonase batubara dikali dengan nilai cosinus kemiringan lapisan batubara.

1 komentar: