SISTEM PENYALIRAN
TAMBANG
1.1.
Dasar Teori
Sistem penyaliran
tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah penambangan untuk
mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan.
Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat
adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Selain itu,
sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan
alat serta mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat mekanis
yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama.
1.2 Metode Penyaliran Tambang
Penanganan
mengenai masalah air tambang dalam jumlah besar pada tambang terbuka dapat
dibedakan menjadi beberapa metode, yaitu:
Mengeluarkan Air Tambang (Mine Dewatering)
Merupakan upaya untuk mengeluarkan
air yang telah masuk ke lokasi penambangan. Beberapa metode penyaliran tambang
(mine dewatering) adalah sebagai
berikut :
1. Membuat sump di dalam front tambang (Pit)
Sistem
ini diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi kerja. Air tambang
dikumpulkan pada sumuran (sump),
kemudian dipompa keluar. Pemasangan jumlah pompa tergantung pada kedalaman
penggalian, dengan kapasitas pompa menyesuaikan debit air yang masuk ke dalam
lokasi penambangan.
2.
Membuat paritan
Pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka
open cast atau kuari. Parit dibuat
berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju kolam penampungan,
langsung ke sungai atau diarahkan ke
selokan (riool). Jumlah parit ini
disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu. Apabila parit
harus dibuat melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong-gorong yang
terbuat dari beton atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan volume
maksimum pada saat musim penghujan deras dengan memperhitungkan kemiringan
lereng. Bentuk standar melintang dari parit umumnya trapesium.
PEMBAHASAN
II.1 Penyaliran Pada Tambang Terbuka
Penanganan
masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Mine Drainage
Merupakan upaya untuk
mencegah masuknya air ke daerah penambangan. Hal ini umumnya dilakukan
untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Beberapa
metode penyaliran Mine drainage :
· Metode Siemens : Pada tiap jenjang dari
kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan
pipa dan disetiap bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini
masuk ke dalam lapisan akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini
dan selanjutnya dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.
Metode
Siemens
|
·
Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump). Metode ini digunakan
untuk material yang mempunyai permeabilitas rendah dan jenjang tinggi. Dalam
metode ini dibuat lubang bor kemudian dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan
pompa akan bekerja secara otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor
50 meter sampai 60 meter.
·
Metode Elektro Osmosis. Pada metode ini
digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-elemen dialiri arus
listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur
besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap dengan
pompa.
·
Small Pipe With Vacuum Pump. Cara ini diterapkan
pada lapisan batuan yang inpermiabel (jumlah air sedikit) dengan membuat lubang
bor. Kemudian dimasukkan pipa yang ujung bawahnya diberi lubang-lubang.
Antara pipa isap dengan dinding lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar
(berfungsi sebagai penyaring kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari
diameter lubang. Di bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya
saat ada isapan pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap
udara sehingga air akan terserap ke dalam lubang bor.
Metode Small Pipe With Vacuum
Pump
|
2. Mine Dewatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah
masuk ke daerah penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang
berasal dari air hujan. Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah
sebagai berikut :
· Sistem Kolam Terbuka.
Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang telah masuk ke daerah penambangan.
Air dikumpulkan pada sumur (sump), kemudian dipompa keluar dan pemasangan
jumlah pompa tergantung kedalaman penggalian.
·
Cara Paritan.
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah, yaitu
dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan. Pembuatan parit ini
bertujuan untuk menampung air limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air
limpasan akan masuk ke saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam
penampung atau dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi.
·
Sistem Adit.
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka yang
mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang dibuat dari tempat
kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk pembuangan air yang
masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan sistem ini biasanya mahal,
disebabkan oleh biaya pembuatan saluran horisontal tersebut dan shaft.
II.2 Penyaliran Pada Tambang Bawah Tanah
Penanganan
masalah air pada tambang bawah tanah umumnya dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1. Dengan “Tunnel”
(Terowongan). Penyaliran dengan cara ini adalah
dengan membuat “tunnel” atau “adit” bila topografi daerahnya memungkinkan,
dimana terowongan atau “adit” ini dibuat sebagai level pengeringan tersendiri
untuk mengeluarkan air tambang bawah tanah. Cara ini relatif murah dan ekonomis
bila dibandingkan dengan sistem penyaliran menggunakan cara pemompaan air
ke luar tambang.
2. Dengan Pemompaan.
Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem pemompaan adalah untuk
mengeluarkan air yang terkumpul pada dasar “shaf” atau sumuran bawah tanah yang
sengaja dibuat untuk menampung air dari permukaan maupun air rembesan air bawah
tanah.
II.3.
Hal Yang
Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang
1. Permeabilitas
Disamping parameter-parameter lain,
permeabilitas merupakan salah satu yang perlu diperhitungkan. Secara umum
permeabilitas dapat diartikan sebagai kemapuan suatu fluida bergerak melalui
rongga pori massa batuan.
2. Rencana Kemajuan Tambang
Rencana
kemajuan tambang nantinya akan mempengaruhi pola alir saluran yang akan dibuat,
sehingga saluran tersebut menjadi efektif dan tidak menghambat sistem kerja
yang ada.
3. Curah Hujan
Sumber
utama air yang masuk ke lokasi penambangan adalah air hujan, sehingga besar
kecilnya curah hujan yang terjadi di sekitar lokasi penambangan akan
mempengaruhi banyak sedikitnya air tambang yang harus dikendalikan. Data curah
hujan biasanya disajikan dalam data curah hujan harian, bulanan, dan tahunan
yang dapat berupa grafik atau tabel. Analisa curah hujan dilakukan dengan
menggunakan Metode Gumbel yang dilakukan dengan mengambil data curah hujan
bulanan yang ada, kemudian ambil curah hujan maksimum setiap bulannya dari data
tersebut, untuk sampel dapat dibatasi jumlahnya sebanyak data.
Dengan menggunakan Distribusi Gumbel curah hujan rencana untuk
periode ulang tertentu dapat ditentukan. Periode ulang merupakan suatu kurun
waktu dimana curah hujan rencana tersebut diperkirakan berlangsung sekali.
Penentuan curah hujan rencana untuk periode ulang tertentu berdasarkan
Distribusi Gumbel. Untuk itu data curah hujan harus diolah terlebih dahulu
menggunakan kaidah statistik mengingat kumpulan data adalah kumpulan yang tidak
tergantung satu sama lain, maka untuk proses pengolahannya digunakan analisis
regresi metode statistik.
Xr = X + (σxσn ) . (Yr – Yn)
………………….......................
(3.1 )
Keterangan
:
Xr
= Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
X = Curah hujan rata-rata
σx = Standar
deviasi curah hujan
σn = Reduced standart deviation, nilai
tergantung dari banyaknya data
Yr
= Reduced variate, untuk periode hujan tertentu (table 3.2)
Tabel. Periode ulang hujan untuk sarana penyaliran
Keterangan
|
Periode ulang hujan
(tahun)
|
Daerah terbuka
|
0 – 5
|
Sarana tambang
|
2- 5
|
Lereng-lereng tambang
dan penimbunan
|
5- 10
|
Sumuran utama
|
10 -25
|
Penyaliran keliling
tambang
|
25
|
Pemindahan aliran
sungai
|
100
|
Untuk menentukan reduced variate digunakan rumus dibawah
ini:
Yt
= (-ln(-ln(T-1))T …………………....................... (3.2 )
Keterangan:
Yt = Reduced variate (koreksi variasi)
T = Periode ulang
(tahun)
Untuk menentukan koreksi rata-rata
digunakan rumus:
Yn
= ln(-ln(n+1-m))n+1 …………………....................... (3.3 )
Rata-rata
Yn, YN = ΣYnN
Untuk menghitung koreksi simpangan (reduced standar
deviation) ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Sn
= Σ(Yn-YN)2(n-1) …………………....................... (3.4)
Keterangan:
Yn = Koreksi rata-rata
YN = Nilai rata-rata Yn
n =
Jumlah data
Untuk menentukan curah
hujan rencana digunakan rumus:
CHR
= X + SSn(Yt-YN) …………………....................... (3.5)
Dari
hasil perhitungan diperoleh suatu debit rencana dalam satuan mm/hari, yang
kemudian debit ini bisa dibagi dalam perencanaan penyaliran. Selain itu juga
harus diperhatikan resiko hidrologi (PR) yang mungkin terjadi, resiko hidrologi
merupakan angka dimana kemungkinan hujan dengan debit yang sama besar angka
tersebut, misalnya 0,4 maka kemungkinan hujan dengan debit yang sama atau
melampaui adalah sebesar 40%. Resiko hidrologi dapat dicari dengan menggunakan
rumus:
PR
= 1-(1-1TR) TL …………………....................... (3.6)
Keterangan:
PR = Resiko hidrologi
TR = Periode ulang
TL = Umur bangunan
Besarnya
intensitas hujan yang kemungkinan
terjadi dalam kurun waktu tertentu dihitung berdasarkan persamaan Mononobe,
yaitu :
I
= R2424 (24t) 2/3 …………………....................... (3.7)
Keterangan
:
R24 = Curah hujan rencana perhari (24jam)
I = Intensitas
curah hujan (mm/jam)
t = Waktu konsentrasi
(jam)
Hubungan
antara derajat curah hujan dan intensitas curah hujan dapat dilihat pada tabel
Tabel Hubungan Derajat dan
Intensitass Curah Hujan
Derajat hujan
|
Intensitas curah hujan
(mm/menit)
|
Kondisi
|
Hujan lemah
Hujan normal
Hujan deras
Hujan sangat deras
|
0.02 – 0.05
0.05 – 0.25
0.25 – 1.00 >1.00
|
Tanah basah semua
Bunyi hujan terdengar
Air tergenang diseluruh permukaan dan terdengar bunyi dari
genangan
Hujan seperti ditumpahkan, saluran pengairan meluap
|
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Sistem penyaliran
tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah penambangan untuk
mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan.
2.
Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang diantaranya
adalah permeabilitas, curah hujan, rencana kemajuan tambang
3.
Penanganan masalah air
dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua yaitu Mine Drainage dan
Mine Dewatering
SARAN
Dalam melakukan aktivitas penambangan, sebaiknya
terlebih dahulu memperhatikan system penyaliran tambang dan juga faktor yang
mempengaruhi penyaliran tambang seperi morfologi, curah hujan dll. Karena hal
tersebut dapat mempengaruhi proses dalam kegiatan penambangan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. http://tambangunhas.wordpress.com/tag/sistem-penyaliran-tambang/
(Di akses tanggal 16 Desember 2012 : 16.00 WIB)
2. http://www.scribd.com/doc/45561436/18/Sistem-Penyaliran-Tambang-Bawah-Tanah
(Di akses tanggal 16 Desember 2012 : 17.30WIB)
3. http://findpdf.net/documents/journal-sistem-penyaliran-tambang-terbuka.html
(Di akses pada tanggal 17 desember 2012 : 09.00 WIB)
terimakasih banyak bang ini sangat membantu, dan sya izin copas bang
BalasHapusMakasih banyak yaaaa... Sgt bermanfaat Alhamdulillah
BalasHapusMakasi byk bg dh berbagi ilmu ny
BalasHapusTerimakasih gan, sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih sangat membantu
BalasHapus